Oleh: Drs. Lukman Hadi, SH.,MH
Telah ku tinggalkan kepadamu dua perkara yang kamu tidak akan tersesat selamanya sepanjang berpegang teguh kepadanya, yakni Kitabullah (Al-Qur'an) dan as-Sunnah.
Setiap pribadi muslim mempunyai kewajiban moral untuk berjuang dan memikirkan nasib serta kondisi umat Islam pada saat ini, sebab Nabi Muhammad SAW telah bersabda:
"Siapa yang mengaku umatku, kata Nabi, engkau Islam, tetapi tidak perduli terhadap kaum muslimin, tidak perduli terhadap jatuh bangunnya Islam, sakit sehatnya umat Islam, berarti bukan umatku, bukan golongan Islam itu sendiri".
Oleh karena itu sebagai Muslim dengan segala kemampuan yang ada pada diri kita, sesuai dengan profesi dan posisi masing-masing yang telah dikarunia Allah kepada kita, kita pergunakan semaksimal mungkin untuk membela dan memperjuangkan Islam dan umatnya, kalau betul kita mencintai Islam, mencintai Allah dan RasulNya. Inilah potret pribadi Muslim yang utuh, yang sanggup ditampilkan di tengah-tengah umat manusia untuk membela dan mempertahankan serta mengembangkan Islam.
Pribadi-pribadi Muslim yang senantiasa bekerja keras dan secara fundamental berpegang teguh pada ajaran Islam yang bersumber kepada al-Qur'an dan as-Sunnah. Karena kedua pedoman ini sudah dijamin kebenaran dan kemampuhan oleh Allah SWT. Dengan dua pedoman pokok inilah Kaum Muslimin dapat selamat dari segala bentuk kesesatan dan malapetaka.
Kalau kita menengok ke belakang panggung sejarah Islam masa lalu, maka tidaklah berlebihan apabila kita kemukakan, bahwa kemajuan dan perkembangan umat Islam pada masa dahulu diperoleh atau dicapai dengan mengikuti dan mentaati ajaran Islam secara murni dan konsekuen. Mereka bersikap dan berfikir di atas landasan ajaran yang telah digariskan oleh Allah dan RasulNya.
Nabi Muhammad SAW, dengan ajaran Islamnya telah merubah citra dan kebiasaan bersatu padu, se-iya sekata dibawah naungan panji petunjuk dan pimpinan ajaran Islam yang benar. Bangsa arab yang dahulunya biasa menjadi berada, dari bodoh menjadi pandai dan cerdik, dari kekerasan hati dan kerasnya perangai menjadi lembut, ramah tamah kasih sayang terhadap sesama, dan dari bangsa politeisme penyembah berhala menjadi monoteisme menyembah Allah Yang Maha Esa.
Dengan demikian jelas bahwa pada saat itu ajaran Islam telah mampu menjadikan spirit baru dalam melakukan perombakan besar serta mendasar dalam berubah watak dan karakter bangsa Arab. Kalau umat Islam menghayati dan mengamalkan Islam secara integral dalam arti yang sebenarnya, maka umat Islam akan terangkat martabatnya keposisi yang terhormat, sebagaimana generasi umat Islam terdahulu yang pernah tampil ke depan memimpin dunia disegani umat lain.
Apabila kita menyimak secara seksama tentang faktor-faktor yang mendorong kemajuan umat Islam di masa lalu, maka kita akan sepakat bahwa faktor-faktor tersebut kini mulai sima dan tidak melekat lagi pada umat Islam, yang ada hanya puing-puingnya saja yang menjadi kenangan sejarah masa lalu.
Untuk itu marilah kita melacak faktor-faktor yang menjadi penyebab kemunduran dan kemerosotan umat Islam saat ini, yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, Diantaranya Al Amir Syakib Arsalan dalam kitabnya: "Limadzaa Ta'akhorol Muslimin Wa Limadza Taqoddama ghoirin". Dengan tegas beliau telah mengemukakan beberapa faktor penyebab yang terbesar dan terpenting sebagai faktor kemunduran umat Islam diantaranya ialah:
- Kebodohan
Kebodohan inilah yang menyebabkan umat Islam mudah sekali dibohongi dan diombangambingkan. sebab tidak dapat membedakan mana yang merugikan dan mana yang menguntungkan. - Kerusakan budi pekerti.
Umat Islam telah kehilangan perangai sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Al-Qur'an, meninggalkan akhlak mulia yang telah dicontohkan oleh Raslulullah SAW. Dan pars sahabat serta salafushsholihin. Budi pekerti, mulia sungguh sangat besar peranannya dalam rangka membangun umat dan bangsa.
Dalam pada itu Syauki Beik telah mengingatkan: "Susungguhnya umat-umat itu tidak lain melainkan budi pekerti, selam budi pekerti itu tetap ada pada suatu umat maka umat itu tetap ada, dan jika budi pekerti itu lenyap, maka mereka itupun ikut lenyap."
- Kebejatan moral dan kerusakan budi pekerti para pemimpinnya.
Munculnya pemimpin diktator dan otoriter yang bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan rakyat dan menumpas golongan/kelompok yang ingin meluruskan perbuatan mereka.
- Sikap penakut dan pengecut.
Dahulu umat Islam terkenal sebagai umat pemberani, dapat mengalahkan musuh yang berlipat ganda jumlahnya. Tapi sekarang umat Islam dilandasi rasa takut, dan rasa takut inilah yang menyebabkan Umat Islam menjadi penakut dan pengecut.
Menurut Lotrop Stodart dalam bukunya "The New World of Islam" telah mengemukakan beberapa faktor penyebab kemunduran umat Islam. Secara ringkas dapat dikemukakan antara lain:
- Kambuhnya rasa permusuhan dikalangan umat Islam.
- Rusaknya ajaran Islam, akibat dari bermacam macam penafsiran yang menyimpang sari esensi ajaran Islam.
- Sikap jumud/beku yang dialami umat Islam, dengan menyelubungi ketauhidan yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dengan khufarat dan faham kesufian.
- Merosotnya akhlak dan kehormatan diri. Semua berlangsung tanpa rasa takut dan malu.
Dan dalam kenyataan yang ada pada saat ini kita lihat dan rasakan upaya-upaya untuk memundurkan umat Islam yang dilakukan dengan serius dan sistematik, yaitu diantaranya dengan jalan:
- Menjauhkan umat Islam dari Al-Qur'an
- Menghancurkan akhlak umat Islam .
- Memecah belch persatuan dan kesatuan umat Islam.
- Menanamkan keraguan terhadap ajaran Islam
- Merintangi kemajuan umat Islam.
Inilah diantara beberapa faktor penyebab bagi kemunduran umat Islam, yang akibatnya umat Islam diremehkan dan tidak disegani oleh umat lain, umat Islam menduduki peringkat bawah dan hanya sebagai pengikut, bukan sebagi pemimpin, sehingga mudah sekali dikendalikan dan diombangambingkan, pada gilirannya satu sama lain mudah diadu domba. Inilah yang mengakibatkan umat Islam berantakan, tidak sempat mengejar ketertinggalannya.
Setelah kita mengemukakan beberapa faktor penyebab bagi kemunduran umat Islam, maka dengan segera kita mencari alternatif pemecahannya sebagai jalan keluar dari kemelut kemunduran dan kejumudan yang dialami oleh umat Islam pada saat ini. Sebab kalau tidak, maka umat Islam akan berlarut-larut menjadi umat yang minder dan bercerai-berai serta semakin sulit untuk mengejar ketertinggalannya.
Untuk itu Jamaludin al-Afghani telah memberikan beberapa alternatif jalan keluar, diantaranya ialah:
- Memberantas kemiskinan dan kebodohan yang sampai saat ini masih membelenggu umat Islam.
- Melenyapkan pengertian-pengertian yang salah yang dianut oleh umat Islam pads umumnya.
- Kembali pads ajaran-ajaran dasar Islan yang sebenarnya.
- Hati nurani harus disucikan
- Budi pekerti luhur mesti harus dihidupkan kembali.
- Kesediaan berkurban untuk kepentingan umat.
- Berpedoman kepada ajaran-ajaran dasar Islam. Dengan ini umat Islam akan bergerak maju mencapai kemajuan
- Mewujudkan kehidupan demokrasi
- Mewujudkan persatuan umat Islam Dalam rangka mewujudkan ukhuwah atau persatuan umat Islam.
Islam telah memberikan kerangka landasan yang kokoh, agar ukhuwah Islamiyah dapat terjalin dengan baik, yaitu:
- Hares dilandasi dengan Iman dan takwa.
- Di dasari rasa ikhlas karena Allah.
- Terikat dalam nilai-nilai Islam yang bersumber kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah.
- Saling mengingatkan dan memberi nasihat yang baik
- Setia dan menjalin kerjasama dalam segala hal yang mengarah kepada kebaikan.
Inilah beberapa agenda yang harus digarap oleh umat Islam untuk mengejar ketertinggalan yang dialami oleh umat Islam. Dengan demikian umat Islam akan kembali pada masa kejayaan seperti sedia kala dan disegani oleh umat lain.
Dengan menyikapi dan mencermati kondisi kritis yang melanda Islam dewasa ini, maka yang harus dicamkan bahwa dalam hal ini tidak perlu menyalahkan umat lain dan meminta pertanggung jawaban terhadap stagnasi yang lama melanda umat Islam dan kemerosotan yang nyata-nyata terjadi dalam dunia Islam. Kemunduran dan kemerosotan yang saat ini melanda umat Islam harus ditimpahkan dan dialamatkan kepada umat Islam sendiri, yang tidak mau hidup menurut ajaran Islam dengan berpedoman kepada Al-Qur'an dan as-Sunnah. Umat Islam kurang selektif dalam mentransfer ajaran-ajaran budaya di luar Islam, sehingga ajaran-ajaran dan budaya tersebut ditelan mentah-mentah yang akibatnya umat Islam kehilangan jati diri dan semangat berjuang, serta tidak sanggup lagi berkompetisi dan berpacu menghadapi kemajuan jaman.
Untuk itu tidak ada alternatif lain kecuali secara total kita harus kembali kepada pedoman pokok, yaitu al-Qur'an dan as-Sunnah, karena dengan dua pedoman inilah umat Islam menjadi umat terbaik, terhormat dan teratas, Amin.
Wa allahu a1amu bishawab
* Hakim pengadilan Agama Malang
aslkm,
BalasHapusterima kasih atas penjelasannya, minta izin copy pak buat tugas pengajian. terimakasih sebelumnya :)
salam