Senin, 01 Maret 2010

Amien Rais: Muhammadiyah Harus Perkuat Litbang


Saat ini, dunia sedang menghadapi krisis global, yakni meledaknya persoalan population explosion (ledakan jumlah penduduk dunia), food crisis (krisis pangan), energy crisis (krisis energi), ecological destruction (perusakan lingkungan), dan crisis of civilization (krisis peradaban atau akhlak). Hampir semua negara di dunia menghadapi masalah yang sama. Meski berat, Muhammadiyah sebagai gerakan pembaharu harus selalu menjadi pilar untuk terus berjuang. Fokus pengembangan muhammadiyah harus sesuai dengan perkembangan jaman. Demikian salah satu poin yang disampaikan Tokoh Reformasi Amien Rais dalam acara Pengajian dan Temu Kader Muhammadiyah se-Malang Raya, di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Senin (1/3).

Pada usianya yang mencapai satu abad ini, kata Amien, Muhammadiyah harus selalu menata perjuangannya. Spirit jihad yang pernah diajarkan KH Ahmad Dahlan perlu dibangkitkan kembali melalui bentuk yang lebih riil, yakni berkorban, beramal soleh sebanyak-banyaknya untuk kebaikan umat.

“Muhammadiyah jangan hanya bermain dipinggiran walaupun dalihnya disebut sebagai dakwah kultural. Muhammadiyah harus memegang kunci perubahan, peradaban, berada di tengah-tengah untuk memajukan umat,” ujar mantan ketua PP Muhammadiyah ini. Kader Muhammadiyah harus menjadi pilar organisasi. Jika pilarnya tidak kuat maka kunci perubahan itu juga tidak akan kokoh.

Untuk mewujudkan kekokohan kader dan pengembangan organisasi ke depan, Amien menyodorkan gagasan memperkuat perkaderan serta penelitan dan pengembangan. Pertama, untuk kader, Amien mengusulkan adanya sekolah khusus bagi kader Muhammadiyah. Sekolah ini bisa menjadi wadah untuk memfokuskan secara permanen untuk pemikiran kader Persyarikatan.

Yang kedua, Muhammadiyah harus memiliki Pusat Riset dan Pengembangan (Litbang atau Center for Research and Development). Hal ini mutlak untuk menentukan arah perjuangan Muhammadiyah. “Bagaimana mau berjuang di medan perang kalau kita tidak tau arah tujuan perangnya,” kata Amien.

Litbang ini penting mengingat gempuran intelektual yang terus dilakukan berbagai pihak kepada generasi muda Muhammadiyah. Setidaknya, ada lima hal yang terus menerus digempurkan pada intelektual Islam, mulai dari membuat ragu-ragu kaum muda Islam, membuat kisruh tentang haram atau halal, mempreteli nilai-nilai Islam, Westerenisasi seperti mencuatnya hedonisme, sekularisme, dll.

Pengajian dan temu kader yang dipandu rektor UMM, Muhadjir Effendy, itu diikuti sekitar 700 aktivis Muhammadiyah se-Malang Raya. Hadir Ketua PDM Kota Malang, Drs. Taufik Kusuma, M.Ag, PDM Kabupaten Malang Drs. Khsusnul Fathoni, M.Ag, Ketua PD Aisyiyah Kota Malang Dra. Rukmini, dan jajaran Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar