Selasa, 05 Januari 2010

Ya ALLOH Jagalah Taubatku

Oleh: H. Nawir Thalib


وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
[QS Luqman (31): 34]

Taubat adalah kembali dari kesalahan dan dosa kepada ketaatan, orang yang bertaubat adalah orang yang kembali dari perbuatan maksiat menuju perbuatan taat kepada Allah. Seorang dikatakan bertaubat jika ia mengakui dosa-dosanya, menyesal, berhenti dan berusaha tidak mengulangi lagi perbuatannya. Taubat merupakan fardu'ain, perintah wajib, yang harus segera dilaksanakan sebelum ajal tiba.

ALLOH berfirman:

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
[QS an-Nuur (24): 31]


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).
[QS at-Tahrim (66): 8]

Saudaraku... Setiap hari manusia hampir pasti berbuat dosa, baik dosa kecil, maupun besar, dosa kepada Khalik, maupun kepada makhluk-Nya. Setiap anggota tubuh manusia pernah melakukan kesalahan. dan dosa, Mata sering melihat yang haram. Lidah sering berbicara tidak benar, dusta, menuduh, ghibah, mencela dan lain-lainnya. Telinga suka dibuat mendengarkan sesuatu yang haram. Tangan suka menyentuh yang bukan mahramnya, mengambil barang yang bukan miliknya, memukul atau melakukan kejahatan lainnya, kaki kadang melangkah ke tempat-tempat maksiat dan seterusnya.

Saya ingin bercerita sedikit untuk dapat kita ambil hikmahnya, pada saat menjenguk saudara istri saya yang sedang menjalani rawat inap di rumah sakit pemerintah, Tiba-tiba saja dikejutkan oleh dua orang pemuda yang datang membawa orang tuanya telah berusia kurang lebih enam puluh tahunan, menuju instalasi gawat darurat, ternyata lelaki tua tersebut telah meninggal dunia, dengan kondisi muka lebih hitam dari arang dan tercium aroma sangat mengganggu hidung saya, bisa saya katakan bau yang sangat busuk dari tubuhnya, sehingga saya tidak dapat berlama-lama didekatnya.

Akhirnya timbul rasa penasaran dalam diri saya apa sebenarnya yang terjadi pada orang tua itu, saya tanyakan penyebab kematian orang tuanya, ternyata sebelum meninggal lelaki itu sudah dalam keadaan mabuk, minum-minuman keras selama tiga hari terus-menerus, dan yang membuat saya prihatin, saat ruhnya diambil oleh malaikat dari tubuhnya, tangannya masih dalam keadaan memegang botol minuman keras, saya dengar, seperti yang telah diceritakan oleh salah satu anaknya.

Saudaraku.... Setiap muslim dan muslimah pasti pernah berbuat kemaksiatan dan kesalahan, baik itu orang awam, seorang ustadz, atau Kyai, maupun ulama'. Padahal kita tidak tahu kapankah nyawa kita akan dicabut, karena itu hendaklah kita berhati-hati jangan sampai nyawa kita dicabut, saat kita sedang melakukan maksiat atau larangan Allah SWT,. Hendaklah kita segera bertaubat memohon ampunan kepada Allah ta'ala mengamati segala kemaksiatan dengan ibadah-ibadah yang telah diperintahkan oleh Allah, hingga kita dapat meraih suatu kemenangan 'Khusnul Khatimah'' maka untuk itu setiap orang hendaknya tak boleh lupa dari istighfar dan selalu bertaubat kepada-Nya.

Rasulullah SAW bersabda:
Sesungghnya Allah Ta'ala selalu membuka tangan-Nya diwaktu malam untu menerima taubat orang yang melakukan kesalahan disiang hari, Dan Ia membuka tangan Nya di diwaktu siang untuk menerima taubat orang yang berbuat salah di malam hari. Begitulah hingga matahari terbit dari arah barat.
[HR. Muslim]

Dari hadits-hadits tersebut di atas Allah SWT senantiasa bersedia memberi ampunan setiap waktu dan menerima taubat mencapai keselamatan, rahmat Allah nan luas itu akan berbalik menjadi melapetaka, kesedihan dan kepedihan dipadang mahsyar.

Mungkin sekali lagi cerita yang satu ini perlu juga untuk disimak, karena saga juga pernah menemui kejadian yang cukup aneh, saat itu saya laqi mendampingi orang yang yang lagi menghadapi Sakaratul maut, anaknya berusaha sebisa mungkin untuk mentalqininya dengan dua kalimat syahadat, akan tetapi setelah berusaha dengan susah payah, jawaban ayahnya sungguh sangat mengagetkan, "Wahai anakku! Aku sudah mengerti apa yang telah engkau katakan, aku tidak bisa." Tahukah kamu, kenapa orang itu tidak bisa mengucapkan dua kalimat syahadat? Sebabnya adalah bahwa dia semasa hidupnya termasuk orang-orang yang melalaikan shalat dan cenderung berbuat maksiat, tidak mau taubat serta melupakan kewajibannya.

Tingkatan manusia yang bertaubat kepada Allah:
Pertama, Orang yang istiqamah dalam taubatnya sampai akhir hayatnya, yaitu yang tidak berkeinginan mengulangi dosanya dan bersusah membereskan semua urusannva yang pernah keliru atau salah di dalamnya, tetapi masih sedikit dosa-dosa kecil yang masih kadang-kadang ia lakukan Dan memang semua manusia tidak lepas dari dosa-dosa kecil ini.

Kedua: ia menempuh jalan orang orang yang istiqamah dalam semua perkara ketaatan dan menjauhkan semua dosa-dosa besar, tetapi ia sering melakukan dosa-dosa kecil yang ia lakukan dengan tidak sengaja. Setiap ia melakukan dosa-dosa itu ia mencela dirinya dan menyesali orang-orang ini akan mendapat janji baik dari Allah.

Ketiga: Orang yang bertaubat dan istiqamah dalam taubatnya sampai suatu masa, kemudian di lain waktu ia mengerjakan lagi sebagian dosa-dosa besar karena ia lakukan oleh syahwatnya. Kendati demikian ia masih menjaga perbuatan-perbuatan baik dan tetap taat kepada Allah. Ia selalu menyiapkan dirinya untuk bertaubat dan berkeinginan agar Allah mengampuni dosa-dosanya, keadaan yang demikian digambarkan dalam firman Allah:

وَآخَرُونَ اعْتَرَفُوا بِذُنُوبِهِمْ خَلَطُوا عَمَلًا صَالِحًا وَآخَرَ سَيِّئًا عَسَى اللَّهُ أَن يَتُوبَ عَلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Dan (ada pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampur-baurkan pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang.
[QS at-Taubah (9): 102]

Nafsu yang demikian disebut nafsu Musawwalah. [QS Yusuf (12): 18,83]

Pada taraf ini berbahaya karena bisa jadi ia menundah taubat dan mengakhirinya, bisa juga sebelum ia ada kesempatan taubat malaikat maut sudah diperintah Allah mencabut Ruhnya, sedangkan amal perbuatan manusia dihisab menurut akhir kehidupan manusia menjelang mati.

Keempat: Orang yang bertaubat tetapi taubatnya hanya sementara waktu saja kemudian ia kembali lagi melakukan dosa-dosa dan maksiat, ia tidak peduli lagi terhadap perintah dan larangan Allah serta tidak lagi rasa menyesal terhadap dosa-dosanya. Nafsu syahwatnya sudah menguasai kehidupannya dan selalu menyuruh berbuat yang jelek dan dosa, bahkan ia sudah sangat benci kepada orang-orang yang berbuat baik dan malah menjauhinya, nafsu yang demikian ini dinamakaan nafsu ammarah (QS. Yusuf (12): 53).

Tingkat keempat ini sangat berbahaya dan apabila ia mati dalam keadaan demikian maka termasuk su'ul khatimah. Seandainya orang ini mati dalam keadaan Islam, meskipun sudah banyak dosa-dosanya, maka ia masih diharapkan masuk surga sesudah disiksa dengan siksaan yang pedih di dalam api neraka.

Saudaraku... Mari kita coba merenungkan kembali, di manakah kita akan tutup usia? Dan bagaimanakah kita ini ingin menutup usia? Perbuatan apakah yang sedang kita kerjakan pada saat melaknat mencabut nyawa kita? Anda akan menjawab setiap pertanyaan yang saya ajukan saat anda membaca tulisan ini, akan tetapi jangan anda kira bahwa mengucapkan dua kalimat syahadat pada saat sakaratul maut adalah urusan mudah, karena hal itu memerlukan iman dan amal saleh yang mendasarinya. Agar terhindar dari kesalahan dalam menjalankan semua perintah dari Allah SWT, yang bisa berakibat fatal bagi masa depan anak-anak maupun diri kita.

Marilah kita selalu berdo'a semoga kita tumbuh menjadi generasih shalih dan shalihah serta berakhlak mulia. Wallahu a'lam bishawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar