Malang - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) Se- Indonesia menggelar aksi unjuk rasa di Alun-Alun Kota Malang, Rabu (24/3/2010). Aksi itu menolak fatwa haram merokok yang dikeluarkan Majelis Tarjih Muhammdiyah beberapa waktu lalu.
"Dampak dari fatwa itu dapat membuat rakyat menderita, seperti buruh rokok serta petani tembakau," kata Rudi Koordinator aksi kepada wartawan di sela-sela aksi.
Menurut Rusdi, sebagian besar rakyat kecil atau ekonomi menengah ke bawah menjadi buruh rokok. Jika fatwa haram merokok diberlakukan, maka pertama kali terkena dampak adalah mereka. "Dasar itu yang membuat kami BEM se-Indonesia menolak fatwa haram rokok," imbuh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
BEM PTM Se- Indonesia menilai fatwa haram merokok yang dikeluarkan Majelis Tarjih PP Muhamadiyah tidak melihat hajat hidup orang banyak. Padahal banyak masyarakat golongan bawah bergantung pada rokok.
BEM PTM sedang menggelar kongres di Malang sepakat untuk menolak fatwa haram merokok tersebut. "Kami meminta majelis tarjih untuk melakukan kajian ulang pada Munuas Majelis Tarjih di UMM Malang, diselenggarakan awal April mendatang," ungkap Rudi.
Dalam aksi diikuti sekitar 75 mahasiswa selain menggelar orasi, mahasiswa juga membawa poster serta spanduk bertuliskan mengecam adanya fatwa haram oleh Majelis Tarjih Muhammadiyah. Sepanjang aksi dilakukan mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian.
Sumber:
Detik Surabaya
surabaya dot detik dot com /read/2010/03/24/134031/1324359/475/mahasiswa-muhammadiyah-tolak-fatwa-haram-rokok
Menegakkan dan Menjunjung Tinggi Agama Islam terwujud Masyarakat Islam yang Sebenar-benarnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Rekan-rekan mahasiswa perlu mencermati perkembangan industri rokok di Indonesia. Perkembangan terbaru, industri rokok di Indonesia sudah mulai bergeser dari industri yg padat karya yg menghasilkan SKT (sigaret kretek tangan)menjadi industri yang padat modal dan menghasilkan SKM (sigaret kretek mesin). Jangan lupa, sebagaian besar bahan baku yg dipakai (kususnya tembakau) adalah hasil import dari luar negeri (Brazil). Dari fakta tsb, perlu di kaji lagi siapakah yg diuntungkan dg industri rokok di Indonesia? Buruh atau pemegang modal?
BalasHapus