Pengamat Islam dari Monash University Australia mengaku kagum dengan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Kampus UMM, katanya, mirip dengan kampus-kampus di Amerika Serikat (AS). Apalagi dilihat dari kemajemukan mahasiswanya, UMM memang menyerupai universitas di AS yang dibangun oleh organisasi agama tertentu.
“UMM ini mirip kampus di AS. Di sana ada univeristas dibentuk oleh pihak agama, tetapi mahasiswanya tidak hanya berasal dari agama pendiri, melainkan juga dari agama lain. Mereka diberi keleluasaan untuk menimba ilmu di sana. Seperti hal nya di UMM yang merupakan universitas berlandaskan Islam tetapi tak hanya umat Islam yang bisa belajar di sini,” kata Barton ketika berkunjung ke UMM, pekan lalu.
Barton hadir di UMM untuk berdiskusi dengan para peneliti dan pakar UMM untuk melaksanakan kerjasama riset. Bersama rekannya, Dr. Zifirdaus Adnan dari University of New England Armidale NSW Australia dan Ian Chalmers Curtin University of Technology, guru besar yang menulis buku biografi Gus Dur itu berharap UMM tetap menjadi kebanggaan warga Muhammadiyah. Sebab, Muhammadiyah dikenal memiliki komitmen yang besar pada dunia pendidikan. “UMM merupakan amal bakti Muhammadiyah pada bidang pendidikan,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Barton menekankan pentingnya membangun kerjasama. “Persamaan lebih penting daripada perbedaan. Kita sama-sama manusia dan memiliki tujuan yang sama, sehingga sekat antara agama yang mampu menimbulkan perpepacahan dikesampingkan dan tidak menggaggu keyakinana agama lain,” pungkasnya. (hlw)
Sumber: Universitas Muhammadiyah Malang
Menegakkan dan Menjunjung Tinggi Agama Islam terwujud Masyarakat Islam yang Sebenar-benarnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar