Sabtu, 09 Oktober 2010

Membangun Komitmen Muslim Dalam Kebersamaan Untuk Menegakkan Nilai-Nilai Ajaran Islam

Oleh: Drs. H. M. Nasikh, MSi

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
[QS. Ali Imraan (3): 103]


Ayat tersebut adalah merupakan dasar atau pijakan bagi setiap muslim untuk membangun komitmen dalam menegakkan nilai-nilai ajaran Islam (ber-syari`at) atau melalui kitab-kitab Allah SWT dari kitab-kitab terdahulu seperti Taurat, Injil, sampai pada kitab yang terakhir yaitu al-Qur'an dalam kehidupan secara pribadi dan dalam kebersamaan atau secara bersama-sama, karena kalau tidak demikian, maka seseorang atau masyarakat muslim tidak dipandang beragama sedikitpun, atau tidak dinilai oleh Allah SWT pelaksanaan agama, ibadah, amal-perbuatan, tingkah-lakunya dan sebagainya. Sehingga, amal perbuatannya.menjadi sia-sia di hadapan Tuhannya.

Sekali lagi, satu hal yang menjadi persyaratan untuk menegakkan nilai ajaran Islam tersebut adalah dengan secara bersama¬sama, dan tidak boleh secara sendirian, karena dengan sendirian itu tidak akan menumbuhkan kekuatan atau keberhasilan, atau kekuatan menjadi lemah atau terpuruk, atau compang¬camping atau porak-porandanya persatuan atau persaudaraan dalam Islam. Sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
[QS. Ali Imraan (3): 103]


Dalam ayat tersebut menunjukkan bahwa dituntut kepada setiap muslim bila ingin mendapatkan kemenangan atau keberhasilan atau kejayaan, maka harus memiliki pegangan yang kuat (komitmen) dalam kebersamaan (berjamaah), yang salah satu wujudnya adalah dakwah jamaah, karena dengan kebersamaan tersebut secara sunnatullah Islam dan ummatnya akan semakin kuat ('izzul-lslam wal-muslimin), sebagaimana yang telah dipraktekkan Oleh nabi Muhammad saw dalam membangun kebersamaan dengan para sahabatnya dalam mewujudkan syari'at atau nilai ajaran Islam yang berada di Madinah, yang pada akhirnya berkembang dan meluas hampir di seluruh dunia sampai sekarang ini.

Dari penjelasan tersebut, maka dapat diterangkan sebagai berikut:
1. Muslim harus meng-Iman-i dan komitmen terhadap nilai-nilai ajaran Islam
Setiap muslim wajib meng-Iman-i dan komitmen terhadap nilai-nilai ajaran Islam, karena Islam adalah ajaran yang paling sempurna dan mutlak kebenarannya sebagai suatu sistem kehidupan dan sebagai suatu kebulatan ajaran yang universal dan eternal.


إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَاب

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
[QS. Ali Imraan (3): 19]


وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
[QS. Ali Imraan (3): 85]


Kemudian setiap muslim harus istiqofnah (komitmen) dalam iman keyakinannya, serta senantiasa berusaha memelihara dan meningkatkan mutu iman-keyakinannya itu. Orang Yang tidak mengimani komitmen terhadap ajaran Islam tersebut disebut sebagai orang yang kufur dan tersesat sejauh-jauhnya. Sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۚ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا

Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.
[QS. an-Nisaa' (4): 136]


2. Muslim harus meng-ilmu-i ajaran Islam
Setiap muslim wajib memperluas dan memperdalam ilmu pengetahuan (pengertian, pemahaman, penghayatan, dan penguasaan) tentang Islam, dalam segala seginya (kaffah) sesuai dengan kemampuan (mas'tatha'tum) atau kompetensi atau bidangnya secara maksimal (optimal) dalam setiap kesempatan (full employment), secara terus¬menerus (continous), sampai ajal menjemputnya (meninggal dunia).


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
[QS. al-Baqarah (2): 208]


Sebagaimana hadits Rasulullah saw yang berbunyi: "Man Yuridi'l-Lahu bi-hikhairan yuffaqih-hu fie d-Din" (Barangsiapa Yang dikehendaki oleh Allah SWT kebaikan, maka dia difahamkan tentang ajaran agama).

3. Muslim harus meng-amal-kan ajaran Islam
Setiap muslim wajib memanfaatkan iman-keyakinan dan ilmu-pengetahuan tentang Islam dalam amal-perbuatannya sehari-hari, dalam pelbagai segi peri-kehidupan dan penghidupan sehari-hari sesuai dengan kemampuan dan kompetensinya masing-masing secara maksimal, dengan jalan mengamalkan dan merealisasikan Islam dalam diri, keluarga, tetangga, lingkungan, masyarakat luas dan negaranya, dan dunia pada umumnya, dalam batas-batas kemampuannya (da'wah dalam pengertian yang luas).

Sebagaimana hadits Rasuluilah saw sebagai berikut: 'Idza amartu-kum bi Syai-in fatu bihf-ma's¬tatha'tum" (Jika kuperintahkan sesuatu, maka laksanakanlah sekuasa-sekuatmu), juga dapat dilihat dalam al-Qur'an.


وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
[QS. at-Taubah (9): 105]


لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".
[QS. al-Baqarah (2): 286]


4. Muslim harus men-dakwah-kan ajaran Islam
Setiap muslim wajib mendakwahkan ajaran Islam sesuai dengan kemampuan dan kesanggupannya masing-masing, sesuai dengan profesi dan dedikasinya masing-masing kepada orang lain, baik orang Islam sendiri, maupun orang-orang yang tidak atau belum beragama Islam (da'wah dalam pengertian khas). Sebagaimana hadits Rasulullah saw yang sangat terkenal, yaitu-. "Ballighu 'anni wa-lau Ayatan"(Sampaikan dari padaku, walaupun hanya satu ayat !), atau dalam hadits yang lain: "Hendaklah yang hadir menyaksikan, menyampaikan yang telah ku-sampaikan kepada mereka yang tidak hadir!"

5. Muslim harus mem-perjuang-kan ajaran Islam
Setiap muslim harus memperjuangkan ajaran Islam ketengah-tengah ummat dengan kesungguhan (mujahadah), karena orang yang memperjuangkan Islam akan mendapatkan rahmat dari Allah SWT dan juga akan diberikan jalan oleh Allah untuk mendapatkan keberhasilan, kejayaan, keberuntungan, keberhasilan dan sebagainya. Sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut:


إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيم

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[QS. al-Baqarah (2): 218]


Juga dalam firman Allah SWT yang lain, sebagai berikut:

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
[QS. al-Ankabuut (29): 69]


6. Muslim harus ber-shabar. dalam memeluk ajaran Islam
Setiap muslim harus ber-shabar (tabah lahir dan batin) ketika berjuang atau bersungguh¬sungguh memperjuangkan nilai ajaran Islam, karena dalam perjuangan tersebut tidak terlepas dengan resiko sebagai konsekwensi orang yang meng-Imani Islam, meng-ilmu-i Islam, meng-amal-kan Islam, mendakwahkan Islam, dan memperjuangkan Islam dari segala tantangan, rintangan dan halangan, baik dari intra-dirinya (secara internal) maupun ekstra-dirinya (secara eksternal). Dalam persoalan ini dapat dilihat dalam beberapa firman Allah SWT sebagai berikut:


أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُون
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِين

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
[QS. al-Ankabuut (29): 2-3]


وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِين
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُون
أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُون

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
[QS. al-Baqarah (2): 155-157]


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُون

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.
[QS. Ali Imran (3): 200]


Wallahu a'lamu bish-showwab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar