Senin, 15 Februari 2010

Anomali Sosial: Potret Kehidupan Masyarakat Madani

Oleh: Drs. Usman Kasmin

Manusia adalah makhluk sosial. Lahir, dibesarkan, dididik oleh dan secara manusia, tentu saja diharapkan kelak menjadi manusia yang berbudaya manusia. Sebagai makhluk sosial maka hidup dan kehidupannya harus sesuai dengan ukuran, aturan hukum atau berbudaya, yang lahir dari manusia, lebih-lebih aturan atau hukum yang datang dari Maha Pencipta. Aturan atau hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan sesama manusia, dan manusia dengan alam semesta; inilah yang disebut dengan akhlak. Akhlak dalam Islam bukanlah moral yang kondisional dan situasional, tetapi akhlak yang benar-benar memiliki nilai mutlak.

Nilai-nilai baik dan buruk, terpuji dan tercela berlaku kapan dan dimana saja dalam aspek kehidupan, tidak dibatasi oleh waktu dan ruang. Kejujuran dalam ekonomi sama dengan kejujurun dalam politik, kejujuran terhadap non muslim sama tuntutannya dengan kejujuran terhadap sesama muslim. Keadilan harus ditegakkan, sekalipun terhadap diri sendiri dan keluarganya sendiri. Kebencian kita terhadap musuh tidak boleh menyebabkan kita tidak berlaku adil Sebab akhlak dalam islam sesuai dengan fitrah manusia. manusia akan mendapatkan kebahagiaan yang hakiki (bukan semu) bila mengikuti nilai-nilai kebaikan yang bersumber pada Kitabullah dan Sunnaturrasul, karena hanya dengan akhlak benar-benar dapat memelihara eksistensi manusia sebagai makhluk sosial yang terhormat Kemudian lantaran karena kelalaian dan kebodohannya manusia keluar dari ukuran, aturan hukum atau budaya yang tercipta dan hasil karya manusia itu sendiri (akhlak) serta keluar dari tatanan kehidupan, maka inilah yang disebut dengan pelanggaran sosial, Firman Allah sebagai berikut:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya.
[QS at-Tiin (95): 4-5]

Tren inilah yang tengah kita hadapi Dalam berbagai level kehidupan mulai dari yang paling rendah sampai ke level yang paling tinggi, dan yang paling sederhana sampai ke super canggih dan modus yang normative sampai yang bersifat politis Ini artinya telah terjadi penyimpangan tingkah laku seseorang dari tanggung jawab pribadinya sebagai makhluk sosial. Setiap perbuatan manusia selalu mempunyai kaitan erat dengan kepentingan-kepentingan sosial, baik langsung maupun tidak langsung, menyangkut ketentraman umum, perekonomian masyarakat, keamanan fisik, mental, dan bidang sosial politik lainnya bahkan dampaknya bukan hanya dirasakan Jangka pendek, tetapi Juga Jangka panjang menyangkut kelangsungan peradaban umat manusia, pada suatu bangsa dan generasi yang akan datang. Adapun beberapa Jenis pelanggaran sosial yang kita Jumpai dalam kehidupan kita adalah sebagai berikut:
  • pelanggaran sosial yang menyangkut harta benda seperti perampokan, pencurian, manipulasi kualitas barang Dan sebagainya

  • pelanggaran sosial yang menyangkut fisik manusia sperti tindakan kekerasan, pengeroyokan, ngebut dijalan umum dan tidak mengindahkan peraturan lalu lintas

  • pelanggaran sosial yang menyangkut ketentraman umum seperti tindakan main hakim sendiri, penyalahgunaan wewenang, mencaci maki keyakinan/kepercayaan orang lain di depan umum, pemerasan

  • pelanggaran sosial yang menyangkut harkat dan martabat manusia sejati, seperti; pemerkosaan, pelacuran, ekploitasi tenaga manusia.

Dari jenis pelanggaran sosial yang bisa teridentifikasi inilah yang marak kita saksikan sekarang. Tetapi dari segi Jenis dan kualitas serta intensitasnya adalah ibarat fenomena "gunung es", nampak kecil di puncaknya, tetapi kualitas dan intensitas sesungguhnya yang tidak tampak di permukaan Justru jauh lebih besar Sungguh ini sudah menjadi rahasia unum, diketahui oleh masyarakat secara luas, bahkan sudah menjadi rumor diwarung-warung kopi di pinggir jalan Namun pelanggaran sosial tetap terjadi, sebab kita sangat lemah dalam pengawasan melekat. Banyak pejabat yang baik tapi untuk dirinya, hampir tak satu pun pejabat yang mempunyai wawasan mampu mengungkapkan dan membongkarnya sampai keakar-akamya Atau mungkin tidak ada keberanian untuk mengungkapkan pelanggaran sosial yang sudah membudaya Padahal kita mengaku sebagai bangsa yang beragama.

Maka diantara konsep-konsep kehidupan dalam islam misalnya saling mengenal, saling memahami, saling menolong, dan saling bertanggung Jawab. Islam mengajarkan bahwa sesama muslim adalah bersaudara sebagaimana yang tercantum dalam firmannya sebagai berikut:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
[QS at-Hujurat (49): 10]

Sebagai saudara tentu punya tanggung Jawab atas saudaranya dikala senang maupun susah, mendorongnya berbuat baik mencegahnya berbuat buruk (amar ma'ruf nahi munkar) lebih-lebih lagi ummat yang sudah diamanahkan oleh Allah.

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
[QS Ali Imran (3): 110]

sebagai umat kita memiliki konsep, kita juga sering meneriakkan konsep itu, tapi praktek kita tidak mampu mewujudkan peran kita dalam mengimplementasikan konsep fiqih sosial- meminjam konsep sosial Prof. Dr. Amin Rais- termasuk terhadap sesama saudara. Bahkan membiarkannya berlarut-larut sampai tingkat akut, dan lebih parah dari itu adalah membalikkan konsep tersebut dengan Ta'muruna bil-munkar watan hauna 'anil-ma'ruf (menyeru berbuat munkar dan melarang berbuat baik) narudzu billahi mindzalik.

Kondisi sosial kemasyarakatan yang kental dengan pelanggaran sosial, dan ketidak mampuan kita untuk sekedar keluar dari problematika, ada sebuah pepatah arab menyindir kita "Bila masalah tak tahu, maka itulah musibah Bila Engkau memang tahu maka celakanya lebih besar lagi".

Setiap masalah pasti ada latar belakang, maka perlu sedikit kita ungkapkan sebab-sebab terjadi pelanggaran sosial Antara lain
  • Kesulitan bidang ekonomi masyarakat yang mengultimatum seseorang untuk melakukan apa saja guna mencapai kebutuhan dasar hidupnya Hampir-hampir kemiskinan itu membuat orang menjadi kafir (al Hadits)

  • Ada yang hanya untuk mempertahankan hidup Mencari setandan pisang dan resiko yang ditanggung adalah dihukum 7 tahun penjara Sementara yang mencuri uang Negara triliyunan bisa hidup bebas bahkan ada yang hidup mewah di dalam penjara. Ironis.

  • Adanya contoh buruk dari sementara oknum pejabat yang menggoda masyarakat untuk berbuat kejahatan dan tidak memperdulikan norma-norma peraturan dan hukum yang berlaku. Karena itu budaya pelanggaran sosial menjadi budaya mulai dari tingkat yang paling atas sampai masyarakat kecil.

  • Pengaruh kebudayaan asing yang masuk tanpa seleksi, tanpa sensor yang benar dan cermat terhadap mas media (situs porno, video mesum, film dan lain sebagainya) dalam kurun satu dekade belakangan ini. Sehingga generasi muda begitu leluasa dengan kebebasannya dan melupakaan jati dirinya sebagai generasi muda/anak bangsa yang mempunyai keperibadian sendiri.

  • Kurang kesadaran beragama dalam masyarakat, inilah problema kita. Secara umum 85% penduduk indonesia beragama islam dan sisanya juga beragama, setiap agama mengajarkan kepada penganutnya untuk berbuat baik termasuk di dalamnya memenuhi kewajiban sosialnya sebagai anggota masyarakat, tetapi pada gilirannya mengimplementasikannya ke dalam kehidupan nyata, kita gagal. Karena kita memang belum bersungguh-sungguh menjadikan agama sebagai petunjuk hidup dan kehidupan. Padahal konsep Islam tentang kehidupan adalah menyangkut segala aspek yaitu hubungan manusia dengan Tuhannya, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam semesta Singkatnya Islam adalah Rahmatan lil alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar