Sabtu, 27 Maret 2010

Mencari Berkah

Oleh: Abdul Aziz Jahuri

وَهٰذَا كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.
[QS al-An'am (6): 155]

Mengamati dan memperhatikan fenomena ummat di Indonesia sungguh sangat memprihatinkan, dengan perilaku mereka setelah dikuburkannya seorang tokoh ke liang lahat, atau beberapa orang shaleh yang meninggal beberapa tahun yang lalu atau yang dianggap sebagai para wali Allah, mereka saling berebut tanah dan bunga duka cita atau mengkramatkan, mereka dengan cara berbondong-bondong datang atau berziarah ke tempat pemakamannya semata-mata "mencari berkah" dengan tujuan untuk menjadi kaya, gampang rizkinya, dsb. Sampai-sampai Pimpinan Pondok Pesantren Tebuireng KH. Sholahuddin Wahid berseru "bahwa perbuatan itu syirik" dan beberapa hari setelahnya sampai diperlukan penjaga untuk tidak terulangnya perbuatan itu.

Tabarruk artinya mencari berkah, atau ngalap berkah (bahasa jawa). Bertabarruk dengan sesuatu maksudnya mencari berkah dengan perantara tersebut. (an-Nahiyah fi Ghorib al-Hadits, Ibnu Atsir).

Pengertian barokah diantaranya:
  1. Tetapnya kebaikan sesuatu
  2. Banyak dan bertambahnya kebaikan.
  3. Ibnul Qoyyim memahami Tabaroka: Lafal khusus untuk Allah SWT. Yang memiliki arti : abadi keberadaan-Nya, tak terhingga kebaikan, keagungan, ketinggian, kebesaran dan kesucian-Nya, Segala macam kebaikan datang dari-Nya dan juga pemberian barokah dari Allah kepada sebagian makhluk-Nya.


Sebenarnya dalam pandangan Islam yang benar, bahwa di antara yang memiliki berkah atau barokah adalah Al-Qur'anul karim karena mengandung kebaikan yang tak terhingga. Rasulullah SAW juga memiliki berkah dalam arti yang berasal dari Allah SWT. Menjadikan keberkahan pada diri beliau, barokah Rasulullah SAW, bisa bersifat maknawi, yaitu berupa risalah yang di bawanya yang membawa kebaikan di dunia dan akhirat. Juga berupa fisik yaitu berkah dalam segala perbuatan beliau, di antaranya berupa mukjizat, serta berkah dari anggota badan beliau. Umat Islam tidak memungkiri bahwasanya seluruh Nabi dan para Malaikat memiliki berkah dan pembawa berkah, begitu juga orang-orang sholeh namun kita tidak bertabarruk (mencari berkah) dengan mereka, semata-mata karena tidak adanya dalil yang mensyariatkannya hal tersebut.

Demikian juga beberapa tempat yang memiliki barokah, seperti Masjidil Haram,
Masjid Nabawi, Masjidil Aqsho, dan masjid-masjid yang lainnya. Ada juga sebagian waktu yang memiliki barokah, seperti bulan Ramadhan, Lailatul Qodar, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah, sepertiga malam terakhir dan sebagainya. Cara mencari barokahnya pun dengan melakukan amalan yang disyari'atkan pada tempat dan waktu-waktu tersebut, sedangkan keberkahannya tetap memohon kepada Allah SWT.

Tabarruk yang diperbolehkan secara islam
  1. Bertabarruk dengan membaca Al- Qur'an dan Dzikrullah. Mencari barokah dengan Al-Qur'an bukan dengan cara meletakkannya di atas pintu, dibakar lalu dimasukkan air dan meminumnya ataudiletakkan di dalam mobil agar diberi keselamatan. Namun mencari berkah dengan Al-Qur'an adalah dengan cara membacanya, memikirkan isinya dan mengamalkannya. Keberkahannya akan dirasakan paling tidak adalah, ketenangan dan kekuatah hati, kebahagiaan dunia dan akhirat, ampunan dari dosa dan syafa' at nanti pada hari kiamat.

  2. Bertabarruk dengan diri Nabi SAW, tatkala beliau masih hidup. Nabi Muhammad SAW adalah salah satu yang diberi keberkahan oleh Allah termasuk dengan apa yang ada kaitannya dengan beliau. Oleh karena itu para sahabat bertabarruk dengan beliau. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Juhaifa ra. Bahwa para sahabat pernah mengambil berkah dengan memegang tangan beliau dan mengucapkan ke wajahn ya ternyata tangan beliau lebih sejuk dari sa lju dan lebih wangi dari minyak misik (HR. Bukhari). Mencari berkah dengan diri Nabi SAW tidak bisa dikiaskan pada orang lain. Nabi tidak pernah memerintahkan kepada para sahabatnya untuk melakukan itu dan tidak ada di antara para sahabat yang mencari berkah dengan sahabat yang lebih utama, seperti halnya, Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali serta kepada sahabat dijamin masuk surga. Padahal mereka manusia yang paling mulia setelah Rasulullah SAW.

  3. Bertabarruk dengan minim air Zam-zam. Di antara mata air di muka bumi ini adalah air Zam-zam yang terbaik (telah terbukti secara ilmiah). Orang yang meminumnya akan merasa kenyang, dan meminumnya bisa diniatkan untuk mengobati penyakit, karena air tersebut dapat memberikan manfaat sesuai tujuan peminumnya. Sebagaimana sabda Nabi saw tenting air Zam-zam: "Sesungguhnya dia mengandung berkah makanan yang mengenyangkan, dan obat bagi penyakit".(HR. Muslim)

Tabarruk Yang dilarang secara Islam.
  1. Bertabarruk dengan Nabi setelah beliau wafat. Bertabarruk dengan Nabi setelah beliau wafat dilarang kecuali dalam beberapa hal, diantaranya: dengan beriman, ta'at dan ittiba' (mengikuti sunnah-sunnah) beliau. Maka barang siapa yang melakukan itu pasti dia akan mendapatkan kebaikan yang lebih banyak dan pahala yang besar serta kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dan tidak diperbolehkan bertabarruk dengan kubur beliau dan wisata khusus untuk melakukan ziarah ke kubumya. Kita di sunnahkan berziarah ke kubur beliau jika kita berada di Madinah atau ketika berziarah ke Masjid Nabawi. Adapun cara berziarah kubur nabi yang benar adalah: Apabila masuk masjid Nabi, maka sholat tahiyatul masjid, lalu menuju. kubur berdiri dengan sopan menghadap kubur dengan pelan mengucapkan "Assalamu'alaika ya Rasulullah". Tidak berdoa di sisinya maupun meminta syafa'at, apalagi mengusap dan menciumi dindingnya.

  2. Bertabarruk dengan Wali atau orang Sholih. Tidak boleh bertabarruk dengan wali atau orang sholih, baik dengan dirinya, bekasnya, kuburnya, dan juga tidak boleh melakukan perjalanan jauh untuk mengunjungi kuburnya, juga tidak boleh sholat di samping kubumya, meminta berbagai keperluan. Barang siapa melakukan itu untuk bertaqorrub kepada mereka dengan keyakinan bahwa mereka dapat memberi manfa'at dan mudharat, maka dia telah melakukan syirik besar. Sedangkan yang meminta keberkahan kepadaAllah SWT dengan p erantara mereka, maka ia telah melakukan bid'ah yang mungkar.

  3. Bertabarruk dengan Tempat yang dianggap Keramat. Bertabaruk dengan gunung, goa, benda-benda peninggalan para pejuang, kyai yang dianggap keramat atau binatang yang dikeramatkan. Itu semua bertentangan dengan ajaran Islam. Tidak boleh mengkiyaskan dengan Hajar Aswad, Ka'bah dan mengusap seperti Rukun Yamani, karena ini ibadah yang mengikuti dalil agama (Al-Qur'an dan Sunnah Rasul). Ibnu Qoyyim berkata: "Tidak ada tempat di muka bumi ini yang disyari'atkan untuk dicium dan diusap kecuali Hajar Aswad dan Rukun Yamani". (Zadul Ma'ad). Maka tidak dibenarkan seseorang mencium atau mengusap dinding masjid dan tidak boleh bertabaruk dengan gua Hiro', jabal Nur apalagi sholat di sana, begitu pula de ngan jabal Arafah (jabal Rahmah) dan lain sebagainya.

Penutup
Penyebab terjadinya kesalahan itu semua, karena kurang tahunya kebanyakan Masyarakat Islam terhadap masalah agama dan ghuluw (berlebih-lebihannya) terhadap orang sholih, atau bahkan terhadap orang tidak sholih. Hanya Allah saja yang memiliki barokah dan hanya Allah yang memberikan barokahnya kepada sebagian makhluk-Nya. Diijinkan oleh Allah rnencari barokah kepada mereka sesuai dengan petunjuk Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Wallahu a'lam bishowab.

3 komentar:

  1. saat kepulangan jemaah haji saya mendengar & melihat orng memeluk dan meminta berkah pada tiap jamaah yang baru turun dari bis. Bagaimana sikap kita melihat hal seperti ini?

    BalasHapus
  2. Berkah didapat oleh usaha kita sendiri bukan dari usaha orang lain...Kalau kita beribadah pahalanya untuk kita juga kalau kita bermaksiat dosannya gak akan ada yang mau nanggung...

    BalasHapus
  3. Di mana fitrah agama ini,.

    BalasHapus