Malang – Sesi ceramah ketiga Munas Tarjih ke-27 di kampus UMM, Jumat (2/04/2010) mengingatkan kepada para ulama dan cendekiawan Muhammadiyah bahwa Ekonomi Islam yang selama ini disebut Ekonomi Syariah seharusnya tidak sekedar Bank Syariah. Rektor Universitas Islam Indonesia tersebut juga mengajak untuk memikirkan kembali praktik Bank Syariah selama ini.
“Ketika kita bicara tentang ekonomi Islam, ternyata kita masih sangat terbatas, hanya pada aspek perbankan saja, belum pada ekonomi secara keseluruhan.” Papar Edi. “Kita masih bicara dalam aspek moneter saja, itupun sangat sempit. Perlu kita fikirkan bagaimana kebijakan fiskal yang Islami misalnya, karena itu belum ada” lanjutnya kemudian.
Dalam hubungan ekonomi antar Indonesia dan Negara-negar Islam, Edi mengungkapkan hanya sepuluh persen. Sedangkan dengan Negara-negara di Asia Tenggara, perdagangan paling banyak dengan Singapura. “Kita belum berbicara bagaimana konsep ekonomi Internasional yang Islami” katanya.
Bank Syariah…?
Mengenai Bank Syariah, Edi mengajak para peserta Munas Tarjih berfikir apakah praktik Bank Syariah yang terjadi selama ini benar-benar Islami. Karena menurut Edi Jangan sampai kita terjebak pada simbol syariah saja, sehingga kita berjuang hanya menegakkan bendera syariah, bukan substansi syariah.
Masalah tersebut menurut Edi bisa untuk terus dikaji oleh Ulama dan Cendekiawan di Muhammadiyah, sehingga nantinya masyarakat ini betul betul melihat Perbankan Syariah secara substantif, bukan sekedar simbolik. (arif)
Sumber: Muhammadiyah Online
Menegakkan dan Menjunjung Tinggi Agama Islam terwujud Masyarakat Islam yang Sebenar-benarnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar