Jumat, 26 November 2010

Membangun Peradaban Berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Oleh: Mochammad Ja'far, S.Pdi
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِير
(11) Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
[QS. al-Mujadilah (58): 11]
Berkembangnya agama Islam sejak 14 abad silam turut mewarnai sejarah peradaban dunia. Bahkan, pesatnya perkembangan agama Islam itu, baik di Barat maupun Timur, pada abad ke-8 sampai 13 Masehi mampu menguasai berbagai peradaban yang ada sebelumnya. Peradaban Islam dianggap sebagai salah satu peradaban yang paling besar pengaruhnya di dunia. Bahkan, hingga kini, berbagai jenis peradaban Islam itu masih dapat disaksikan di sejumlah negara bekas kekuasaan Islam dahulu, misalnya Irak, Spanyol, Mesir, Turki, Damaskus, Kufah, Syria, dan sebagainya.

Peradaban Islam terus berkembang dari peradaban kebudayaan, bangunan, bahasa, adat istiadat, hingga pads ilmu pengetahuan. Peradaban Islam adalah peradaban ilmu. Lalu, berkembang menjadi tradisi pemahaman terhadap Al-Qur'an sehingga lahir intelektual Islam.

Sejarawan Barat beraliran konservatif, W Montgomery Watt menganalisa tentang rahasia kemajuan peradaban Islam, ia mengatakan bahwa Islam tidak mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran agama. Satu dengan yang lain, dijalankan dalam satu tarikan nafas. Pengamalan syariat Islam, sama pentingnya dan memiliki prioritas yang sama dengan riset-riset ilmiah.

Sayangnya, perkembangan peradaban Islam itu secara perlahan kini mengalami kemunduran. Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh peradaban Barat satu abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia, untuk mengembalikan kejayaan peradaban Islam itu, dibutuhkan kreativitas dan inovasi dalam membangkitkan semangat umat kembali.

Penghargaan Islam Terhadap Ilmu Pengetahuan.
Islam, sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan, sangat mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami dan merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan kata lain Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Ummat Islam wajib untuk menguasai dan memiliki keunggulan dalam kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana kehidupan sebagai sarana yang penting untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Allah SWT menegaskan dalam firmannya:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ ۚ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُون
(43) Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,
[QS. an-Nahl (16): 43]
Kemampuan menguasai ilmu pengetahuan clan teknologi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan iman clan anal shaleh yang menunjukkan derajat kaum muslimin. Bahkan Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu sebagaimana firman Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِير
(11) Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
[QS. al-Mujadilah (58): 11]
أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَاب
(9) (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
[QS. az-Zumar (39): 9]
Pentingnya Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Pengembangan ilmu pengetahuan sangat di didorong oleh Islam. Hal ini harus diupayakan melalui pembangunan budaya ilmu di lembaga pendidikan dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi dan harus ditunjang riset-riset / penelitian yang terus menerus. Allah SWT menegaskan dalam firmannya:
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُون
(122) Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
[QS. at-Taubah (9): 122]
Ada lebih dari 800 ayat dalam A]-Quran yang mementingkan proses perenungan, pemikiran dan pengamatan terhadap berbagai gejala alam, untuk ditafakuri dan menjadi bahan dzikir (ingat) kepada Allah. Yang paling terkenal adalah ayat:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَاب
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّار
(190) Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (191) (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
[QS. Ali Imran (3): 190-191]
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِير
(11) Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
[QS. al-Mujadilah (58): 11]

Keduanya adalah merupakan ayat-ayat (atau tanda-tanda) ke-Maha Kuasa-an dan Keagungan Allah SWT. Ayat tanziliyah naqliyah (yang diturunkan atau transmitted knowledge), seperti kitab-kitab suci dan ajaran para Rasul Allah (Taurat, Zabur, Injil dan al-Quran), maupun ayat-ayat kauniyah (fenomena, prinsip-prinsip dan hukum alam), keduanya bila dibaca, dipelajari, diamati dan direnungkan, melalui mata, telinga dan hati (qalbu + akal) akan semakin mempertebal pengetahuan, pengenalan, keyakinan dan keimanan kita kepada Allah SWT. Tuhan Yang Maha Kuasa, Wujud yang wajib, Sumber segala sesuatu dan segala eksistensi. Jadi, agama dan ilmu pengetahuan, dalam Islam tidak terlepas satu sama lain. Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi koin dari satu mata uang koin yang sama. Keduanya saling membutuhkan, saling menjelaskan dan saling memperkuat secara sinergis, holistik dan integratif.

Al-Qur'an, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pandangan al-Qur'an tentang ilmu dan teknologi dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad Saw. Allah SWT menegaskan dalam firmannya:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَق
خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَق
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَم
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَم
عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَم
(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
(2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
(3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
(4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
(5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
[QS al-Alaq (96): 1-5]
Iqra' berarti bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu, bacalah tanda-tanda zaman, sejarah, maupun diri sendiri. Iqra' terambil dari akar kata yang berarti menghimpun. Dari menghimpun lahir aneka makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca baik teks tertulis maupun tidak. Al-Qur'an menghendaki apa saja selama bacaan tersebut bismi Rabbik, dalam arti bermanfaat untuk kemanusiaan. Membaca berkaitan dengan ilmu, kata ilmu dengan berbagai bentuknya terulang 854 kali dalam al-Qur'an. Kata ini digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan objek pengetahuan. Dalam pandangan Al-Qur'an, ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan manusia unggul terhadap makhluk-makhluk lain guna menjalankan fungsi kekhalifahan. Hal ini tercermin dari kisah kejadian manusia pertama yang dijelaskan Al-Qur'an:
وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَٰؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِين
قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيم
(31) Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
(32) Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".
[QS. al-Baqarah (2): 31-32]
Manusia menurutAl-Qur'an, memiliki potensi untuk meraih ilmu dan mengembangkannya dengan seizin Allah. Karena alam semesta yang dipelajari melalui ilmu Pengetahuan, dan ayat-ayat suci Tuhan (Al-Quran) dan Sunnah Rasulullah saw yang dipelajari melalui agama, adalah sama-sama ayat-ayat (tanda-tanda dan perwujudan/tajaiiyat) Allah swt, maka tidak mungkin satu sama lain saling bertentangan dan bertolak belakang, karena keduanya berasal dari satu Sumber yang sama, Allah Yang Maha Pencipta dan Pemelihara seluruh Alam Semesta.

Ummat Islam dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki mempunyai kewajiban untuk mengajarkan kepada masyarakat, memberikan, memanfaatkan untuk kemaslahatan, dan mencerahkan kehidupan sebagai wujud ibadah, jihad dan dakwah. Allah SWT menegaskan dalam firmannya:
كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولًا مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُون
(151) Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
[QS. al-Baqarah (2): 151]
Rasulullah SAW pun memerintahkan para orang tua agar mendidik anak-anaknya dengan sebaik mungkin.
"Didiklah anak-anakmu, karena mereka itu diciptakan bust menghadapi zaman yang sama sekali lain dari zamanmu kini." (Al-Hadits Nabi saw).
"Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setup Muslimin, Sesungguhnya Allah mencintai para penuntut ilmu."(Hadis Nabi saw).
Ilmu Pengetahuan Penopang Peradaban
Ilmu pengetahuan dan teknologi ditujukan untuk memaksimalkan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan mencapai kesejahteraan manusia. Hal tersebut dapat menopang peradaban dan menjaga bumi dari kerusakan dan kehancuran sebagaimana firman Allah:
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِين
(77) Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
[QS. al-Qashas (28): 77]
Pengembangan ilmu agama dan ilmu pengetahuan
harus berjalan selaras beriringan, karena sesungguhnya semua ilmu berasal dari Allah SWT. Ilmu pengetahuan dan teknologi sesungguhnya harus digunakan untuk membangun kesejahteraan manusia dan menjaga bumi dari kerusakan. Sedangkan agama berfungsi sebagai pembangun moral. Ilmuwan barat Einstein pernah mengatakan, "I1mu tanpa Agama Buta, dan Agama tanpa ilmu lumpuh." Dengan semangat untuk mencapai keunggulan ilmu pengetahuan, kreativitas, inovasi pengembangan teknologi dan menjunjung tinggi moral agamalah, maka peradaban Islam dapat tegak dan mewarnai peradaban dunia.

Fastabiquulkhairat.

Wallahualam bis shawab.

* Guru SD Muhammadiyah 8 KH Mas Mansur Mahasiswa S2 UIN Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar