Malang – Musyawarah Tarjih ke-27 kali ini menghadirkan Intelektual Muda Muhammadiyah, Ahmad Norma Permata, PhD yang juga pernah menjadi ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jerman pada Jum’at (02/04/2010). Salah satu yang menjadi perhatian Ahmad Norma adalah belum terjadinya sinergi antara kalangan pemikir kritis, Majelis Tarjih dan Majelis Tabligh.
Menurut Ahmad Norma, karena alasan di atas maka produktifitas teoritis di Muhammadiyah relatif terbatas, padahal usia Muhammadiyah sudah satu abad yang kaya dengan pengalaman. Majelis Tarjih dan Tajdid perlu mengambil inisiatif untuk menggandeng para pemikir kritis – kreatif untuk menemukan pemikiran yang bisa diterima dalam organisasi dan dapat diajarkan oleh Majelis Tabligh.
Sementara disisi lain juga harus merangkul Majelis Tabligh untuk mengetahui persoa-an-persoalan intelektual apa yang berkembang dan menjaga kebutuhan di kalangan umat, lalu merumuskan agenda-agenda konseptual yang bisa ditawarkan kepada para pemikir kritis untuk dapat dielaborasi lebih lanjut.
Menurut Ahmad Norma, sering terjadi ketika terjadi perbedaan perndapat yang kemudian terjadi adalah berkembangnya prasangkan jelek antar kelompok. ”Seharusnya terjalin kerjasama yang membawa kebaikan bersama.” katanya. (arif)
Sumber: Muhammadiyah Online
Menegakkan dan Menjunjung Tinggi Agama Islam terwujud Masyarakat Islam yang Sebenar-benarnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar