MALANG--Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo mengajak Muhammadiyah membahas dan memikirkan nasib para petani. Dia juga berharap Muhammadiyah melahirkan pemikiran-pemikiran atau pun fatwa yang bisa medorong peningkatan ekonomi dan kesejahteraan para petani yang selama ini termarjinalkan.
Ajakan gubernur itu disampaikan di hadapan para peserta Musyawarah Nasional (Munas) ke-27 Tarjih Muhammadiyah yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat (2/4). Selain meengajak memikirkan nasib petani, Gubernur yang tampil sebagai nara sumber dalam pembahasan Pemikiran Muhammadiyah dalam ekonomi syariah dan kerakyatan, juga memaparkan program-program pemberdayaan terhadap masyarakat miskin yang tengah dijalankan Pemprov Jatim.
Gubernur mengatakan, selama ini nasib petani terutama petani padi dan tebu di Jatim masih memprihatinkan. Karena keterbatasan akses ke perbankan, mereka selalu jadi korban rentenir. Para petani, lanjut gubernur yang biasa dipanggil Pakde Karwo ini, kerap juga jadi bulan-bulanan tengkulak dan pedagang bermodal besar. Akibatnya, posisi tawar mereka sangat rendah karena tidak bisa menjual hasil produksinya secara maksimal.
Rektor UMM, Dr Muhadjir Effendy MAP yang tampil sebagai moderator, menyambut baik ajakan gubernur. Menurut dia, paparan dan fakta lapangan yang dipaparkan gubernur itu menjadi masukan penting bagi peserta Munas tarjih Muhammadiyah. "Mungkin bisa dipikirkan bagaimana hukum penentuan rendemen secara sepihak, atau penentuan kadar air gabah oleh pihak yang tidak berwenang dan semacamnya," kata Muhadjir. Masukan itu, dinilainya juga otentik.
Sumber:
Republika Online
www dot republika dot co dot id /berita/dunia-islam/islam-nusantara/10/04/02/109333-muhammadiyah-diingatkan-untuk-pikirkan-petani
Menegakkan dan Menjunjung Tinggi Agama Islam terwujud Masyarakat Islam yang Sebenar-benarnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar