Minggu, 13 Juni 2010

Amalan Fatamorgana

Oleh: Ir. Agus Purwadyo

وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّىٰ إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا وَوَجَدَ اللَّهَ عِندَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ

Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya.
[QS. an-Nuur (24): 39]

Fatamorgana seringkali terjadi di gurun pasir, landasan pacu pesawat terbang atau di jalan aspal yang tertimpa terik matahari. Fatamorgana menyerupai danau atau air ini sebenarnya adalah pantulan daripada langit yang dipantulkan udara panas. Udara panas ini berfungsi sebagai cermin. Bayangan umum yang sering kita jumpai adalah fatamorgana "genangan air" di jalan aspal. Meski terlihat betulan, genangan air itu hanyalah fatamorgana dari langit di atas aspal panas.

Fatamorgana yang terbentuk di atas daratan ini disebut inferior fatamorgana, karena bayangan muncul di bawah lokasi obyek sesungguhnya. Sedangkan yang terbentuk di sekitar perairan atau lapangan es, adalah fatamorgana superior, arena bayangan terlihat di bawah lokasi sesungguhnya. Intinya, fatamorgana, secara visualisasi memang sudah tampak "samar" tetapi bendanya tak ada dan tidak bisa dipegang, jadi kosong melompong.

Allah SWT seringkali menyebutkan amalan yang sia-sia, hangus tidak berbekas bahkan amalan itu pahalanya hanyalah fatamorgana, disangka ada pahalanya padahal sebenamya tidak berpahala sama sekali.

PAHAIA HANYA FATAMORGANA

وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّىٰ إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا وَوَجَدَ اللَّهَ عِندَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ

Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya.
[QS. an-Nuur (24): 39]

Pada ayat ini Allah memberikan misal bagi amal- amal orang-orang kafir yang nampaknya baik dan besar manfaatnya seperti mendirikan panti asuhan bagi anak-anak yatim, poliklinik untuk mengobati orang-orang yang tidak mampu, menolong fakir miskin dengan memberikan bantuan biaya pendidikan, pakaian dan beras, mengadakan perkumpulan-pe|umpulan sosial atau yayasan, dan lain sebagainya. Amal-amal sosial itu sangat dianjurkan oleh Agama Islam dan dipandang sebagai amal yang besar pahalanya. Amal-amal orang-orang kafir itu meskipun besar faedahnya bagi masyarakat.
dan sangat dianjurkan oleh Allah SWT tetapi amal mereka itu tidak ada nilainya di sisi Allah, karena syarat utama bagi diterimanya suatu amal ialah iman yang murni kepada Nya dan tidak mempersekutukan Nya dengan sesuatu apapun.

Allah menyerupakan amal-amal orang-orang kafir itu sebagai fatamorgana di padang pasir, kelihatan dari jauh seperti air yang jernih yang dapat melepaskan dahaga dan menyegarkan tubuh yang telah lelah ditimpa terik matahari. Dengan bergegas- gegas orang melihatnya menuju arah fatamorgana itu, tetapi tatkala mereka sampai di sana, hilanglah semua harapan berganti dengan kecewa dan putus asa karena yang dilihatnya seperti air bening itu tak lain hanyalah bayangan belaka. Kalau mereka hanya merasa kecewa dan putus asa saja, karena mereka tidak jadi mendapat minuman yang segar tidaklah akan berat penderitaannya tetapi mereka dihantui pula oleh nasib yang buruk karena di hadapan rnereka telah menunggu penderitaan yang tak tertangguhkan yaitu haus dan dahaga ditimpa panasnya matahari sedang yang kelihatan di sekeliling mereka hanya pasir belaka yang tidak bertepi.

Demikianlah halnyaa orang-orang kafir di akhirat nanti, mereka mengira bahwa amal mereka di dunia akan dapat menolong dan melepaskan mereka dari kedahsyatan dan kesulitan di padang mahsyar, tetapi nyatanya semua itu tak ada gunanya sama sekali karena tidak dilandasi oleh iman yang murni keikhlasan dan kejujuran. Bukan saja mereka dikecewakan oleh harapan-harapan palsu tetapi di hadapan mereka telah menunggu perhitungan yang teliti atas perbuatan dan kepercayaan mereka yang sesat, dan telah tersedia pula balasan atas segala dosa dan keingkaran mereka yaitu neraka Jahanam yang amat panas dan menyala-nyala. Allah telah memberitahukan kepada mereka perhitungan amal mereka dengan cukup dan malaikat Zabaniah telah siap sedia menggiring mereka ke neraka. Senada dengan itu Allah berfirman pada ayat ini:

وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَّنثُورًا

Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.
[QS. al-Furqaan (25): 23]

Yang dimaksud dengan amal mereka di sini ialah amal-amal mereka yang baik-baik yang dikerjakan orang-orang kafir di dunia. Amal-amal itu tak dibalas oleh Allah karena mereka tidak beriman.

Allah akan memperlihatkan segala kebaikan yang pernah dikerjakan orang kafir selama hidup di dunia seperti; menghubungkan silaturahmi, menolong orang yang menderita, memberikan derma untuk meringankan bencana alam, memberi bantuan kepada rumah sakit, yatim piatu, membebaskan atau menebus orang-orang tawanan dan sebagainya. Kebaikan-kebaikan itu walaupun besamya laksana gunung Himalaya, mereka hanya dapat melihat saja, lalu Allah SWT jadikan amal itu bagaikan debu yang beterbangan di angkasa. Mereka sedikitpun tidak dapat mengambil manfaat darinya di akhirat, sehingga mereka menyesal tanpa kesudahan. Penyesalan yang kekal abadi. Nahdzubillah min dzalik!

KEBAJIKAN TIDAK DINILAI ALLAH KALAU TANPA IMAN
inilah puncak system kepercayaan Islam (aqidah Islam), bahwa segala kebajikan itu harus dilandasi dan didorong oleh iman kepada Allah.

Tanpa iman yang benar maka sia-sialah semua kebajikannya di dunia karena sama sekali tidak dinilai Allah. Allah berfirman dalam al-Qur'an:

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُم بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا
الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
أُولٰئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا

Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"
Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.
Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.
[QS. al-Kahfi (18): 103-105]

PERBUATAN SYIRIK MENYEBABKAN PAHALA HANGUS
Kemajuan teknologi, kehidupan yang semakin modern tidak menjamin manusia terbebas dari perbuatan dan keyakinan menduakan Allah atau spirit. Bahkan saat ini, perbuatan syirik telah menggunakan perangkat teknologi modern (misalnya handphone, internet, dll) untuk mengajak manusia ke jalan yang paling dimurkai Allah ini.

Padahal Allah menegaskan dalam Kitab Suci Al- Qur'an, bahwa siapapun yang telah mengerjakan kesyirikan akan hangus dan hilang pahala kebajikannya. Allah berfirman:

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.
[QS. az-Zumar (39): 65]

Menurut ayat ini da'wah Nabi Muhammad dan seluruh Nabi sebelumnya adalah sama yaitu anti kesyirikan alias tauhid murni. Bahkan yang lebih mengenaskan dosa-dosa orang yang syirik ini tidak akan diampuni oleh Allah SWT, Allah menegaskan hal ini 2 kali dalam surat An-Nisaa, yaitu ayat 48 dan 116 :

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
[QS. an-Nisaa' (4): 48]


إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.
[QS. an-Nisaa' (4): 116]

RIYA' (TIDAK IKHLAS) MENGHAPUSKAN PAHALA
Satu lagi penyebab hangusnya pahala amal kebajikan, apakah itu shalat, puasa, zakat, haji maupun jihad di medan perang dan lain-lain, adalah RIYA'. Rasulullah Muhammad paling takut jika ummatnya dijangkiti penyakit tidak ikhlas alias riya' ini.


Rasulullah bersabda: "sesungguhnya yang paling aku takutkan menimpa kamu adalah syirik kecil. "
Para sahabat bertanya : "Apakah syirik kecil itu, wahai Rasulullah?"
Nabi menjawab : "Riya' ! Pada hari Allah membalas amalan hamba-NYA, Dia berfirman : "Pergilah kalian kepada orang-orang yang dahulu kalian memperlihatkan amalan kalian kepada mereka. Lihatlah! Adakah kalian mendapatkan pahala dari mereka?"
[Musnad Ahmad hadits nomor 22.528 dan Baihaqiy dalam Al- Kaba-ir]

Orang yang riya' itu secara tidak langsung telah membuat tandingan bagi Allah, karena dia ingin dipuji manusia bukan Allah, maka pantaslah jika Allah menyuruh orang yang riya' agar minta pahala kepada manusia yang dia harapkan pujiannya di dunia dan itu tidak mungkin terjadi karena di akhirat yang bisa memberi pahala adalah Allah SWT. Oleh karenanya, marilah kita jauhi perbuatan riya'. Dalam hal ini Rasulullah menasihati kita ummatnya.


Rasulullah bersabda : "Syirik yang ada dalam dirimu itu lebih samar daripada rayapan semut dan aku akan menunjukkan kepadamus suatu yang apabila kamu lakukan niscaya akan hilang dari kamu syirik kecil (riya') dan syirik besarnya, ucapkanlah : "Allahumma innii 'audzubika an usyrika bika wa ana a'lamu, wa astaghfiruka lima laa a 'lamu" ( Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari menyekutukan-Mu padahal aku mengetahuinya dan aku mohon ampun padaMu dari sesuatu yang tidak aku ketahui. ") Kamu ucapkan 3 kali.
[shahih Jami'ush Shaghir wa Ziyadatuhu juz I/694 hadits nomor 3731]

Wallahu a'lam bish-showab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar