Kamis, 05 Agustus 2010

Sempat Dapat 9 Siswa, Kini Ancang-Ancang Menuju Sekolah Inovasi

Memaknai 10 Tahun Kepemimpinan Haryoso

JABATAN sebagai Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 2 Kota Malang, yang diembannya sudah berakhir Juli ini. Meski demikian, Drs Haryoso masih ingin terus berkiprah di dunia yang sudah digelutinya sejak sepuluh tahun lalu tersebut. Terlebih di tahun ajaran baru ini SMPM 2 tengah memiliki gawe besar menjadi Sekolah Inovasi.

Bagi pria yang kini menjabat Waka Sekolah bagian kurikulum dan tata usaha ini, mengabdi di SMPM 2 selama sepuluh tahun telah membuatnya paham bagaimana jatuh bangun sebuah sekolah Muhammadiyah yang selama ini hanya dipandang sebelah mata. Sebenarnya pada awal-awal berdiri tahun 1965, SMPM 2 menurutnya cukup banyak diminati masyarakat karena saat itu belum banyak berdiri sekolah swasta.

Sejak sekolah swasta merebak, popularitas SMPM 2 pun sedikit menurun. Bahkan sekolah yang berada di Jalan Letjend Sutoyo ini, kini harus bisa tetap bertahan meskipun hanya menerima siswa tak lebih dari 20 anak, seperti tahun ini yang hanya memperoleh siswa sebanyak 17. Bahkan kisah dramatis sempat Ia rasakan di tahun ajaran 2009/2010 yang hanya mendapat sembilan siswa. Namun demikian, ia menuturkan yang cukup membanggakan input di sekolah ini merupakan kalangan tidak mampu yang dibiayai dari yayasan. “Inilah tantangan besar buat saya, bagaimana membuat input dari kalangan bawah tersebut dapat menjadi output yang luar biasa,” ucapnya.

Lantas dengan kondisi sekolah yang minim peminat tersebut, mengapa pria kelahiran Tuban 4 April 1969 ini tetap bertahan? Menurutnya, Ia ingin pekerjaan yang dilaluinya menjadi sebuah lahan ibadah dan bukan semata-mata untuk mengejar materi. “Saya percaya dengan firman Allah yang mengatakan, bekerjalah dengan sungguh-sungguh dalam satu bidang pekerjaan. Seibarat membuat sumur, buatlah satu sumur di rumah, insyaallah akan ada banyak sumbernya,” urai pria yang kini tengah menempuh S2 Kebijakan Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.

Selain itu, Ia bertahan di SMPM 2 karena menurutnya sekolah ini tetap harus bertahan untuk memberi kesempatan kepada anak bangsa dari kalangan tidak mampu yang berhak mendapat pendidikan. Lika-liku yang pernah Ia lalui sebagai kepala sekolah diantaranya, susahnya mendapatkan perhatian dari pemerintah. “Ibarat mengisi bak, sekolah negeri diisi dengan luber oleh pemerintah, sementera sekolah swasta dibiarkan kering kerontang. Padalah sekolah swasta juga memiliki andil yang besar terhadap pendidikan,” imbuh lulusan S1 Universitas Negeri Malang (UM) ini.

Namun berkat, dukungan dan semangat dari banyak pihak, Ia berkomitmen akan terus mempertahankan sekolah dengan kondisi bagaimanapun juga. Kini bersama kepala sekolah yang baru Ia optimis sekolahnya bisa lebih maju dengan berubah nama SMPM 2 Inovasi. Tak, hanya sekedar nama, Ia juga akan merombak seluruh sistem yang ada di sekolahnya mulai dari gedung, sarana prasarana, kualitas guru hingga pengajarannya.

Langkah awal yang sudah Ia dan rekan-rekan lakukan adalah mengubah penampilan sekolah bergaya modern minimalis. “Semoga dengan penampilan yang menarik ini, masyarakat yang dulunya tak melihat sekarang akan melirik dan akhirnya tertarik,” ungkap Bapak dua putra ini.

Setelah mengubah wajah, sekolahnya tengah berancang-ancang membangun bagian dalam. Haryoso mengatakan, saat ini maket pembangunannya sudah ada, dengan target akan rampung lima tahun mendatang. Yakni dengan bangunan modern berlantai tiga. Bahkan di maket digambarkan dua buah toko yang ada di halaman depan sekolah untuk bidang usaha. “Bidang usaha ini kami tujukan untuk menambah pendapatan, karena kami ingin mandiri. Pelan-pelan renovasi kami lakukan, sembari menunjukkan prestasi ke luar,” imbuhnya.
Namun demikian, sebagai Waka kurikulum dan tata usaha, Ia mengatakan pembangunan tersebut harus diimbangi dengan kualitas sistem yang ada di dalam, baik administrasi maupun peningkatan para pengajar. “Lebih dari sekedar pembangunan gedung, kualitas guru dan karyawan juga kami prioritaskan. Untuk itu kami tengah getol mengadakan pelatihan dan pendampingan bagi para guru dan karyawan, agar kinerja mereka meningkat,” imbuhnya.
Sistem pendidikan di SMPM 2 Inovasi tahun ajaran baru ini pun sudah Ia rombak. Salah satunya dengan Bimensi yakni bimbingan mental spiritual sekolah inovasi yang diberikan setiap hari mulai pukul pukul 06.30 hingga 08.00 dengan pemateri dari luar. “Karena sekolah kami adalah sekolah dakwah, maka porsi untuk kegiatan keagamaan kami tambah,” ucapnya sembari menambahkan, siswanya juga akan mendapatkan pengayaan materi sepulang sekolah hingga pukul 14.00.

Bahkan tahun ajaran baru ini, sekolahnya sudah menerima enam guru dari jenjang S-2. Guru-guru yang masih muda tersebut Ia harapkan dapat mengangkat nama SMPM 2 Inovasi. Target selanjutnya, di tahun kedua SMPM 2 Inovasi akan dapat membuka dua kelas dengan masing-masing kelas terisi 24 siswa. Tahun berikutnya, dia menargetkan sudah banyak masyarakat yang mendaftar sehingga diadakan sebuah seleksi. “Kelengkapan, LCD proyektor, perpustakaan, Lab bahasa dan lab IPA yang representative juga sudah kami miliki. Tentunya seluruh target tersebut akan bisa tercapai dengan kerjasama yang kuat,” pungkasnya. .nia-KP

Biodata
Nama
Drs Haryoso
Tempat tanggal lahir
Tuban, 4 April 1969
Pendidikan
SDN Mulyo Agung I
SMPN Jatirogo I
SMAN Jatirogo I
Fakultas Ekonomi UM
Organisasi
1999-2000 : Sekretaris Majelis Bagian Pendidikan Dasar Muhammadiyah
2000- sekarang: Ketua Wakaf Muhammadiyah Wilayah Kecamatan Blimbing
Karir:
1988-1990 : Pengajar SD Islam Blimbing
1990-Juli 2010 : Kepala Sekolah SMPM 2
Sekarang : Waka Kurikulum dan Tata Usaha SMPM 2



Sumber:
Koran Pendidikan
www dot koranpendidikan dot com /artikel/5643/sempat-dapat-9-siswa-kini-ancang-ancang-menuju-sekolah-inovasi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar