لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
[QS al-Ahzaab (33): 21]
Selama hayat Rasulullah SAW itu penuh dengan kisah duka nestapa. Sejak lahir beliau tak berayah. Enam tahun kemudian Ibunya pun wafat. Muhammad yang kecil menjadi yatim piatu, sejak dini. Akibatnya menjadi anak terlantar, harus betah dalam asuhan kakeknya yang kemudian berpindah kepada pamannya. Di usia remaja sudah harus berdagang ke negeri orang. Bahaya besar menghadang, sebab ciri- ciri kenabian sudah mulai kelihatan, terutama bagi orang-orang yang rajin membaca kitab suci. Seorang pendeta, Bukhara, termasuk orang yang tahu, mengerti dan mengenal ciri-ciri tersebut. Sehinga dia mengingatkan pamanya, Abu Thalib, membawa kembali lekas pulang. Sebab bisa jadi ada orang yang tidak menyukai akan melakukan tindakan yang membahayakan calon Rasulullah itu.
Di awal pengangkatan kerasulan beliau, berbagai fitnah, hinaan, hujatan, caci maki dan cemohan menimpa setiap hari. Peristiwa yang mengancam hidup Rasulullah SAW datang silih berganti. Permusuhan dengan orang-orang kafir Quraisy tak pernah putus terus menerus. Mulai dari terror mental sampai fisik, Rasulullah SAW berkali- kali mengalami percobaan pembunuhan. Suatu kali orang-orang kafir sengaja melemparkan bongkahan batu besar dari puncak bukit ke arah Rasulullah. Pada saat yang lain tenda beliau dibakar di saat Rasulullah SAW berada di dalam. Pernah juga beliau hendak dibunuh dengan cara meletakkan racun makanan yang dihidangkan untuk beliau. Permusuhan itu tidak hanya menimpa keluarga Rasulullah SAW tetapi juga menimpa para sahabat beliau. Pernah Rasulullah beserta para sahabatnya diembargo hingga nyaris mati kelaparan.
Terlalu banyak bahaya yang menghadang tugas dakwah Rasullulah SAW. Isterinya, 'Aisyah, pernah bertanya: "Ya Rasulullah, manakah yang paling besar dari semua bahaya yang mengancam Rasulullah ? Apakah perang uhud ? Rasulullah tidak menyebut semua kisah duka beliau, Semua sahara yang dipaparkan di atas belum dianggap paling berbahaya, walaupun orang-orang tahu bahwa berkali- kali beliau nyaris terbunuh karenanya. Rasulullah selanjutnya mengisahkan : Kepada masa-masa awal Islam aku menghadapi tantangan hebat dari penduduk Mekkah.
Oleh karena itu aku mengajak pembesar Bani Thaif, namun diam-diam dia telah berkhianat. Dia menghasut rakyatnya agar mengusirdan menyerang aku dari daerah Thaif. Aku luka parah karena dipukuli sehingga aku tidak sadarkan diri. Sahabatku membopong dan membawaku, melarikan aku keluar dari daerah Thaif agak jauh. Aku ditidurkan di bawah sebuah pohon. Pada saat yang sama sahabat yang lain mencarkan air minum untukku ke kampung. Tetapi semua penduduk tidak mau memberinya." Demikianlah Rasulullah SAW mengkisahkan. Pada saat kekuatan beliau pulih. Rasulullah mengangkat kedua tangannya seraya berdoa
"Ya Allah Yang Maha kuasa, karena risalah-Mu yang Engkau perintahkan aku untuk menyampaikan kepada segenap manusia, tetapi mereka tidak mau mendengarkan aku. Mungkin semua itu karena kesalahanku dan kelemahanku. Yaa Allah yang Maha Pengasih hamba-Mu ini memohon keteguhan hati dan kekuatan berbicara "Lalu Rasulullah melanjutkan berkisah, "Pada saat itu juga aku melihat Jibril menutup cakrawala, siap menunggu perintahku untuk menghancurkan Thaif menjadi puing-puing. Aku berteriak ketakutan- jangan, jangan, jangan. , ... hal ini tidak boleh terjadi. Allah telah mengutus aku ke dunia ini untuk menjadikan rahmat bagi seluruh alam. Aku tidak menghendaki kebinasaan atas mereka. Biar mereka tetap hidup. Bila mereka kini tidak bersedia menerima ajakan mungkin anak-cucu mereka yang akan menerima kelak" Beliau berhenti sebentar kemudian melanjutkan lagi, "Kehancuran yang nyaris menimpa bani Thaif itulah bahaya yang besar selama hidupku". Begitulah Rasulullah SAW mengkisahkan sebagai penjelasan dan peenyataan isteri beliau 'Aisyah.
Kisah di atas menunjukkan bahwa Rasulullah SAW berjiwa besar, sabar sebagai pemimpin, halus budi pekerti dan cinta kedamaian, kekerasan hidup yang pemah menimpa beliau sejak muda belia, tidak mengubah sifat dan sikap beliau menjadi keras dan emosional. Semua kekerasan hidup yang pemah dialami meng-ilhami beliau untuk bersikap sebaliknya kepada siapa saja. Jiwa beliau begitu mudah terguncang jika mendengar ada kekerasan yang di lakukan seseorang kepada orang lain. Walaupun yang menjadi kurban itu bekas musuhnya atau orang yang sedang memusuhi beliau.
Rasulullah SAW pernah menegur sahabat beliau dengan sopan, kepada Khalid bin Walid dalam suatu fathul Makkah ( pembebasan kota mekkah), ketika itu Khalid sedang melakukan tindakan anarkis kepada penduduk. Rasulullah SAW bertanya: "Khalid, kenapa kau berbuat sekasar itu?. Bukankah mereka sudah menyerah dan membaca syahadah? Khalid menjawab singkat: "Dia pura-pura saja yaa Rasul" Maksud Khalid mereka hanya bersyahadah untuk menyelamatkan diri saja. Mendengar jawaban demikian Rasulullah SAW bertanya: " Apakah |kau telah membuka isi dada mereka hingga kau melihat isi hati mereka?"
Bertahun-tahun Rasulullah SAW bersama masyarakat Makkah yang masih musyrik yang penuh dengan bahaya mengancam, mulai dari teror mental hingga percobaan pembunuhan. Karena ulah mereka akhimya Rasulullah SAW diusir dari tanah kelahiran beliau sendiri. Beliau hijrah, pindah ke Yastrib Madinah sekarang, Akan tetapi kota Mekkah dibebaskan, tidak ada darah yang tertumpah, tidak ada sumpah serapah dan tidak ada balas dendam. Sebaliknya Rasulullah SAW mengumumkan kepada penduduk Makkah, barang siapa yang tetap di rumahnya dijamin aman. Barang siapa yang berlindung di rumah Abu Sofyan, dijamin keamanannya.
Ketika pertama kali beliau bersama para sahabat menjalankan thawaf di seputar Ka'bah, saat itu patung-patung berhala masih berdiri tegak di mana-mana Rasulullah SAW tetap membiarkan patung-patung itu sampai orang-orang kafir Quraisy sendiri yang menghancurkan setelah mereka masuk Islam.
Kelembutan, kehalusan budi dan kecintaannya kepada kedamaian itulah yang menjadi pesona Rasulullah SAW. Orang-orang yang tadinya sangat memusuhi beliau, akhimya mereka pada takluk karena sikap lembut beliau. Beliau tak pernah mengorbankan sikap kebencian, dendam, marah yang berlebihan. Sebaiknya yang dikembangkan adalah sikap memaafkan, lapang dada dan toleran.
Suatu kali karena permusuhan dengan orang kafir kepada beliau sudah di luar batas, maka para sahabat menganjurkan agar beliau mengutuk mereka. Akan tetapi Rasulullah SAW bersabda "Aku diutus tidak untuk (melontarkan) kutukan, tetapi sesungguhnya aku diutus sebagai (pembawa) rahmat" (HR Bukhari dan Muslim).
Rasulullah SAW adalah teladan manusia hidup di dunia ini, khususnya teladan bagi ummat Islam. Yang harus di contoh dan di teladani adalah kehidupan Rasulullah SAW, bagaimana beliau bersikap kepada ummat beliau. Di bawah ini sebagian kecil dari sikap neliau yang wajib di teladani .
Beliau sangat menjauhi sifat arogan, kasar dan keras, baik dalam perbuatan maupun sabda beliau. Beliau tidak pernah mengutuk walaupun kepada para bekas musuh beliau yang sudah berbuat kasar, anarkis di luar batas kewajaran. orang yang pernah berbuat jahat beliau beri ampun dan di balas dengan kebaikan. Bila sakit dijenguk, diobati dan di doakan agar lekas sembuh. Beliau selalu mengujungi sahabat-sahabat beliau yang sakit, dan mendoakan agar cepat sehat kembali.
Beliau kalau bertemu jenazah meskipun jenazah orang kafir beliau berdiri dan turut mengantarkan atau tetap berdiri sampai Jenazah itu lewat. Beliau selalu memenuhi undangan siapapun yang mengundang baik si kaya maupun orang-orang miskin. Beliau mencintai sesama manusia dengan sabda: "Orang-orang yang ada rasa kasih sayang akan dikasih sayangi oleh Tuhan Yang Maha Kasih, yang memberikan berkat dan Maha Tnggi. Sayangilah orang-orang yang ada di bumi, supaya kamu di sayangi oleh yang di langit." (HR Imam Ahmad, Tirmidzi dan al-Hakim)
Beliau juga menyayangi hewan, tumbuhan dan lingkungan hidup. Di larangnya seseorang buang air di bawah pohon, tempat yang teduh dan ramai.
Beliau menyukai kebersihan dan kesehatan. Orang habis buang air kecilpun harus di cuci sampai bersih . Rasul bersabda yang artinya: "....orang yang tidak bersih waktu membersihkan air kencing akan mendapat siksa kubur".
Beliau tidak makan sebelum lapar, dan kalau makan tidak sampai kenyang. Ukuran makan- minumnya- sepertiga perut untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga untuk nafas (udara). Beliau tidak suka orang yang banyak makan, sebab "Pokok bagi tiap-tiap penyakit ialah banyak makan".
Demikianlah sebagaian kecil sikap hidup Rasulullah SAW seorang teladan untuk hidup di dunia yang tidak ada duanya. Inilah sesungguhnya modal sebagai manusia khususnya ummat Islam. Jika ummat Islam rnemiliki sikap-sikap yang di contohkan oleh Rasulullah SAW insya Allah mendapat kenikmatan dunia dan akhirat. Kita ummat Islam wajib mengikuti sikap hidup Rasulullah SAW, seorang teladan yang tidak ada duanya. Kewajiban mengikuti sikap hidup beliau itu di jelaskan oleh Allah dalam firmannya:
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[QS Ali Imraan (3): 31]
Allah juga menjelaskan dengan firman-Nya:
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
[QS al-Ahzaab (33): 21]
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
[QS al-Qalaam (68): 4]
Mudah-mudahan lukisan ini akan bisa menambah tebalnya iman kita. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar