Kamis, 15 April 2010

Reorganisasi Muhammadiyah

MALANG, KOMPAS - Pengorganisasian unit-unit amal usaha dalam bentuk sarana pendidikan dan kesehatan di lingkungan organisasi Muhammadiyah menuntut pembaruan penyelenggaraan, yang membuatnya lebih terpusat, lebih terorganisasi. Reorganisasi itu ringkasnya disebut Muhammadiyah Incorporated.

Tujuannya, selain menjawab kendala perubahan kultur yang amat kompetitif dibanding era KH Ahmad Dahlan seabad lalu, juga akan bisa membuat Muhammadiyah jadi kekuatan sosial yang menentukan.

Demikian antara lain pemikiran yang muncul dan dipresentasikan pada Lokakarya Pramuktamar Muhammadiyah, yang diselenggarakan Forum Dekan Fakultas Ekonomi Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Malang, Jumat (9/4)- Sabtu (10/4). Acara tersebut sebagai kegiatan pemaparan makalah-makalah oleh para pemikir ekonomi dari organisasi Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, dan para pengajar ekonomi Perguruan Tinggi Muhammadiyah secara nasional serta para pemimpin organisasi amal usahanya.

"Fakultas Ekonomi UM Malang memprakarsai ini sebagai cara untuk menghangatkan Muktamar Muhammadiyah yang akan berlangsung di Yogyakarta dalam waktu dekat. Selain itu, juga menjawab pemikiran-pemikiran di balik manajemen organisasi amal Muhammadiyah yang kian lama kian berat menghadapi perubahan pola sosial ekonomi iklim usaha saat ini," kata Dr Nazarudin Malik, Dekan Fakultas Ekonomi UMM yang bertindak sebagai tuan rumah.

Gagasan Muhammadiyah Incorporated (MI) menggaung selama sidang yang berlangsung dua hari. Imam Baehaqi Abdullah, pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Hamka, Jakarta, menjelaskan, gerakan ekonomi Muhammadiyah menghadapi iklim usaha yang sudah sangat berbeda dibanding seratus tahun lalu yang dilandasi semangat keikhlasan para pengelolanya.

Jawabannya dengan melakukan reinventing, pemikiran kembali arah gerakan ekonomi itu, dalam rangka membentuk kultur pembelajaran tanpa henti di lingkungan Muhammadiyah.

Yunan Syaifullah, pengajar Ekonomi UMM menilai, MI adalah jawaban dari pematangan amal usaha Muhammadiyah yang telah membentuk tahap industri lanjut. Namun proses lanjut ini tidak boleh terlepas dari akar kesejarahan untuk membawa masyarakat pada prinsip peradaban utama.

"Misalnya agar gerakan ekonomi Muhammadiyah peka lingkungan, dengan tidak menggunakan bahan kimia yang merusak lingkungan hayati. Muhammadiyah juga perlu tetap pada dasar ekonomi masyarakat yang selama ini mengandalkan pendapatan dan nafkah hidupnya dari ekonomi pertanian, selain perindustrian dan perdagangan," kata Suyadi, Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PD Muhammadiyah Banyuwangi. (ODY)


Sumber:
Kompas Online
cetak dot kompas dot com /read/xml/2010/04/14/17302592/Reorganisasi.Muhammadiyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar